Kekuatan Memaafkan
Mentari.or.id- Bagi seorang mu’min yang lulus mengikuti diklat Ramadhan selama satu bulan penuh dengan ikhlas dan hanya mengharap ridaNya, ia berhak menyandang predikat muttaqin, hingga mendapatkan reward pengampunan dosa selama setahun yang telah terlewati. “Barang siapa yang berpuasa dengan iman dan hanya mengharap ridha Allah, diampunilah dosanya setahun yang telah lalu (HR. Muslim).”
Tentu tidaklah sekedar ini, tapi yang terpenting adalah bagaimana ia tetap konsisten akan kebaikan-kebaikannya yang telah ia lakukan selama sebulan berlanjut pasca sebelas bulan berikutnya sebagai indikator seorang muttaqin, seperti ditegaskan oleh Allah surat Aku Imron 133-134: Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa (133)(yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan (134).
Bersegeralah menuju ampunan Tuhan adalah sebuah kesadaran personal manusia sebagai mahluk Tuhan atas kedhoifannya dan keterbatasan hidupnya, sekaligus upaya untuk menjadi manusia terbaik, bagi dirinya, keluarganya, agama, bangsa, dan negara. Makna lainnya menuju manusia yang berkualitas dan berdedikasi tinggi atas ide, gagasan dan amaliah nyata ditengah kehidupan dunia, sekaligus implementasi tugas kekhalifahan (surat al Baqarah: 30).
Berinfaq dikala lapang dan sempit, adalah pembelajaran diklat Ramadhan dalam bentuk empati atas saudaranya yang kekurangan (bahkan kekurangan makan, dan lainnya), yang ia rasakan sendiri saat berpuasa. Bahkan bagi yang berinfaq Allah memberikan reward dengan tingkatan hingga 700 point (al Baqarah: 261), juga dijamin oleh Allah terlepas dari kekhawatiran dan kesedihan hati (al Baqarah: 274). Bahkan Nabi menyebut orang yang suka berinfaq dan shodaqah setiap pagi dido’akan malaikat atas bertambahnya keberkah hartanya. “Dari Abi Hurairah ra, bawaannya Nabi SAW bersabda: Tidaklah datang setiap pagi melainkan turun dua Malaikat; Salah satu dari Malaikat berdoa, Berikan kelebihan bagi mereka yang berinfaq. Dan Malaikat lainnya berkata: berilah kebinasaan bagi mereka yang bahil/ menahan hartanya (HR. Bukhori-Muslim).
Juga kesabaran menahan amarah saat di bulan Ramadhan, tetap berlanjut di bulan berikutnya, sehingga menjadi pribadi yang pemaaf, yang kesemuanya disadari sebagai kebaikan yang disenangi Tuhan dalam menggapai ridhaNya, sebagai implikasi keridhaan dirinya, hingga hilangnya beban diri karena terlepasnya kejengkelan dan dendam yang ada sekaligus internalisasi sifat Tuhan kedalam dirinya.
Bersegeralah, mengapa harus menunggu kebaikan yang datang kepada diri?
Penulis: M. Yazid Mar’i, 5 April 2025